Jumat, 08 Januari 2010

PENYELAMAN SCUBA (SCUBA DIVING)   
 

Penyelaman Scuba (Scuba Diving) adalah merupakan aktivitas olah raga yang sangat aman bila dilakukan dengan prosedur yang benar dan sangat memperhatikan safety procedure. Tapi bila tidak, scuba diving bisa menjadi kegiatan yang beresiko tinggi baik bagi kesehatan maupun bagi keselamatan pribadi pelakunya.

Penyelaman scuba merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan menggunakan peralatan Scuba (Self Contained Underwater Breathing Apparatus) untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Penyelaman Scuba dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan kedalaman yaitu :
a.) Penyelaman dangkal, yaitu penyelaman dengan kedalaman antara 5 -10 meter
b.) Penyelaman sedang, yaitu penyelaman dengan kedalaman antara 10 -30 meter
c.) Penyelaman dalam yaitu melakukan penyelaman lebih dari 30 meter

Jenis penyelaman berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dapat dibedakan antara lain :
a). Penyelaman untuk kepentingan pertahanan dan keamanan negara antara lain :
- Penyelaman untukk tugas-tugas tempur.
- Search & Rescue (SAR) .
- Pemeriksaan dan Perbaikan dibawah air .
- Pengangkatan kapal tenggelam.

b). Penyelaman komersial (Commercial Diving).
Penyelaman ini dilakukan oleh penyelam profesional untuk kepentingan-kepentingan seperti konstruksi di bawah air, penambangan lepas pantai, pengangkatan kapal tenggelam dan lain-lain.

c). Penyelaman ilmiah ( Scientific Diving).
Penyelaman ini dilakukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan bawah air, seperti : penelitian-penelitian, biologi laut, geologi, kedokteran, arkeologi dan ilmu-ilmu kelautan lainnya.

d). Penyelaman olah raga/ rekreasi ( Sport/ recreation Diving).
Penyelaman olah raga dilakukan untuk kepentingan kesehatan dan wisata bahari. Jenis penyelaman inilah yang cukup banyak diminati.

Penyelaman di bidang lainnya, seperti halnya penyelaman komersial dan penyelaman ilmiah masih sangat terbatas. Dan tak jarang pekerjaan dan proyek-proyek bawah air di Indonesia masih didominasi oleh penyelam- penyelam asing.

Manfaat lain penyelaman scuba adalah, seseorang penyelam dapat mengembangkan ilmu-ilmu kelautan sesuai dengan bidangnya seperti halnya dalam bidang arsitektur atau teknik sipil, dia dapat mengembangkan untuk membuat konstruksi-konstruksi atau penambangan lepas pantai(off shore). Dibidang kedokteran seorang penyelam dapat mengembangkan Hyperbarik ( fisika dan fisiologi penyelaman, serta medical aspek). Sedangkan untuk masyarakat ilmiah, penyelam dapat melakukan kegiatan penelitian-penelitian untuk mengembangkan dan mengungkapkan potensi sumberdaya hayati laut yang terdapat dalam suatu perairan, terutama ilmu biologi, geologi, arkeologi dan kelautan lainnya.

Dari uraian tersebut, penyelam selain dapat menyalurkan hobby dan kesenangan, ia pun dapat menjadi seorang penyelam yang profesional dengan mengembangkan profesinya sesuai dengan bidang ilmu yang disandangnya.

REHABILITASI TERUMBU KARANG


KERUSAKAN TERUMBU KARANG DAN USAHA PENCEGAHANNYA




Oleh :

Georgina M. Tinungki

P31600007 / SPL
E-mail: georgina62@excite.com



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan paper ini, yang merupakan tugas mandiri mata kuliah “Pengantar Ke Falsafah Sains (PPS 702).    Paper ini penulis beri judul :”Kerusakan Terumbu Karang dan Usaha Pencegahannya”.    Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Yth : Bapak Prof. Rudy C. Tarumingkeng, PhD, sebagai  dosen pengasuh mata kuliah “Pengantar Ke Falsafah Sains (PPS 702), yang begitu banyak memberikan materi perkuliahan, khususnya pengertian-pengertian dasar  Falsafah Sains.    Jika dalam penulisan ini, terdapat kekurangan-kekurangan, maka penulis mohon dimaafkan.  

                                                                                      Jakarta , 23  Mei   2001

PENDAHULUAN

1.             Latar Belakang
Bangsa Indonesia wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa telah diberikan karunia kekayaan berupa keanekaragaman hayati di lautan dalam jumlah yang sangat besar berupa ikan, terumbu karang, kerang, algae dan lain-lain.  Pemerintah telah menggariskan bahwa pembangunan sektor kalautan diarahkan pada pendayagunaan sumberdaya laut tersebut serasi dan seimbang dengan memperhatikan dayadukung kelautan dan kelestariannya untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan memperluas kesempatan berusaha.   Terumbu Karang merupakan  ekosistim perairan pantai yang dinamis, namun sangat rentan terhadap perubahan lingkungan, dan juga  mempunyai produktifitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi,  sehingga menjadi sumber plasma nutfah bagi kehidupan biota laut.  Disamping itu ekositem terumbu karang yang juga merupakan tempat hidup, tempat mencari makan (feeding ground), daerah asuhan (nursery ground) dan tempat memijah (spawning) bagi berbagai biota laut.
Selain itu ekosistem terumbu karang memiliki fungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi, yang dapat mencegah terjadinya erosi pantai yang akan mengakibatkan hilangnya asset yang telah diinvestasikan di pesisir, seperti bangunan pariwisata, industri perikanan, pemukiman dan dan tempat-tempat  sakral misalnya Tanah Lot.
Ekosistem Terumbu karang juga mengandung nilai estetika yang tinggi yang menarik minat para wisatawan untuk menyelam.  Terumbu karang juga merupakan sebuah laboratorium laut alami, yang sangat indah dan penuh dengan berbagai bentuk interaksi/hubungan antara berbagai organisme laut, dan hal-hal lain yang sangat menarik namun belum banyak terungkap. (Ginting, S.P. 1998)  
Terdapat banyak biota laut yang hidup didaerah terumbu karang yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia, diantaranya yaitu ikan karang.  Sumber daya ikan karang dapat digolongkan menjadi dua yaitu Golongan Ikan Hias (ornamental fish) dan Golongan Ikan Konsumsi  (food fish). Ikan karang merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai prospek cerah di Indonesia dalam upaya peningkatan ekspor non migas, meningkatnya permintaan pasar terhadap ikan karang untuk konsumsi dengan harga yang menggiurkan, telah mendorong masyarakat nelayan untuk mengeksploitasi ikan karang sebanyak-banyaknya.  Tetapi dilain pihak, penangkapan ikan karang di daerah terumbu karang seringkali dilakukan tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan sekitarnya.  Dibeberapa daerah telah menjurus kearah eksploitasi yang berlebihan.  Penggunaan alat tangkap yang efektif, jika tidak disertai dengan pengetahuan yang memadai akan sifat-sifat biologis dari fauna dan flora yang ada, dapat mengakibatkan kelangkaan bahkan kepunahan sumberdaya alam. (Sadarun, 2001).
Pemanfaatan sumberdaya tersebut dewasa ini semakin berkembang akibat semakin tingginya permintaan akan komoditi yang dihasilkannya, sehingga usaha pemenuhannya dilakukan sebanyak mungkin dan seefisien mungkin. Jenis alat yang dipergunakan dalam pemanfaatan sumberdaya  tersebut semakin berkembang, bahkan cenderung merusak lingkungan; dari yang sederhana (jaring, pancing, linggis) telah berubah kebahan yang lebih modern (peledak, bahan kimia/beracun, trawl).  Sebagai akibat dari pemanfaatan sumberdaya laut oleh berbagai kalangan dengan berbagai macam cara dan alat yang dipergunakan, yang sama-sama beroperasi di lautan, maka cara pemanfaatan yang lestari dan yang merusak seolah-olah menjadi kabur.  Ditambah dengan adanya keterbatasan masyarakat luas dalam pemahaman tehadap pemenfaatan lestari sumber kelautan, yang kemudian ditopang pula oleh kecenderungan lebih suka melihat akibat daripada menganalisis penyebabnya, maka telah menimbulkan opini di masyarakat luas bahwa kerusakan sumberdaya pesisir  dan lautan, khususnya terumbu karang, seolah-olah diakibatkan oleh kegiatan perdagangan (eksport) bungan karang.  Oleh karena itu untuk menangani permasalahan yang muncul dalam pemanfaatan sumberdaya laut  khususnya terumbu karang, perlu dilakukan koordinasi yang lebih mantap, baik instansi pemerintah atau swasta. (AKKII, 1998).
2.             Perumusan Masalah 
Akibat dari pemanfaatan sumberdaya laut oleh berbagai kalangan dengan berbagai macam cara dan alat yang dipergunakan, yang sama-sama beroperasi dilautan, maka cara pemanfaatan yang lestari dan yang merusak seolah-olah menjadi kabur.   sehingga pembangunan sektor kelautan diarahkan pada pendayagunaan sumberdaya laut  tersebut serasi dan seimbang dengan memperhatikan daya dukung kelautan dan kelestariannya untuk meningkatkan kesejahtraan masyarakat dan memperluas kesempatan berusaha.
3.             Tujuan Penelitian
      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara untuk mendukung dan mensukseskan kebijakan-kebijakan dalam rangka pengamanan kelestarian terumbu karang dengan kemampuan yang serba terbatas dan juga diharapkan peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan.  
4.             Perumusan Hipotesis.
Sebagai kerangka pemikiran dasar adalah filsafat ilmu dimana berfungsi untuk mendapatkan kesimpulan yaitu Ho = 0, dan H1 =   0.
Hipotesisnya adalah sebagai berikut:
Ho = Tidak terdapat kebijakan-kebijakan dalam rangka usaha pencegahan kerusakan terumbu karang
H1 = Terdapat kebijakan-kebijakan dalam rangka usaha pencegahan kerusakan  terumbu karang

TINJAUAN PUSTAKA

  1.  Status Terumbu Karang di Indonesia
Panjang garis pantai di Indonesia adalah 80.791 km dengan luas terumbu karang 60.000 km2 (LH. 1992, Walter. 1994).  Sedangkan Tomascik Dkk. 1997 menyebutkan panjang garis pantai 204.000 km dengan luas terumbu karang 85.707 km2.  Terumbu karang di Indonesia dilihat dari struktur geomorfologinya dan proses pembentukannya dapat dibedakan menjadi empat yaitu :
1. Terumbu karang tepi (Fringing reef)
2. Karang Penghalang (Barrier reef)
3. Terumbu karang cincin (Atoll) dan
4.Terumbu karang takat (Patch reef atau Platform reef)
Pertumbuhan karang di Indonesia didominasi oleh karang marga Acropora, Montipora, dan Porites.    Pada data yang diambil dari 416 lokasi di 43 daerah yang tersebar diseluruh perairan Indonesia menunjukkan bahwa 6,49 % karang Indonesia dalam kondisi yang sangat baik, 24,28% dalam kondisi baik, 28,61 dalam kondisi sedang dan 40,62% dalam kondisi buruk.  Terumbu karang yang berada di Indonesia bagian barat kondisinya paling buruk jika dibandingkan dengan Indonesia Tengah dan Indonesia bagian Timur.
  2. Sebaran Terumbu Karang
Sebaran terumbu karang tidak hanya terbatas secara horizontal akan tetapi juga terbatas secara vertikal dengan faktor kedalaman serta struktur substrat dasar.  Pertumbuhan, penutupan dan kecepatan tumbuh karang berkurang secara eksponensial dengan kedalaman.  Faktor-faktor utama yang mempengaruhi sebaran vertikal adalah intensitas cahaya, oksigen, suhu dan kecerahan air.
Terumbu karang tersebar di laut dangkal di daerah tropis hingga suptropis yaitu diantara lintang 350 lintang utara dan 320 lintang selatan mengelilingi bumi.  Garis lintang tersebut merupakan batas maksimum dimana karang masih dapat tumbuh.  Karang pembentuk terumbu hanya dapat tumbuh dengan baik pada daerah-daerah tertentu seperti pulau-pulau yang sedikit mangalami proses sedimentasi atau di sebelah barat dari benua yang umumnya tidak terpengaruh oleh adanya arus dingin
Sebaran karang di Indonesia secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut.  Sebaran karang di pantai barat Sumatra dan Jawa Selatan lebih dipengaruhi oleh arus Lutan Hindia.  Keanekaragaman jenis karang didaerah ini relatif rendah dan mirip keanekaragaman yang ada dilautan Hindia (Indian Ocean) secara keseluruhan.  Rendahnya keanekaragaman jenis karang di pantai selatan Jawa oleh karena adanya upwelling yang membawa air dingin dari dasar samudra.  Pertumbuhan karang yang ada di sepanjang deretan Pulau Simeulue sampai Pulau Enggano lebih banyak di pengaruhi oleh substrat dasar yang landai dan terdiri pasir dan lumpur sehingga karang tidak berkembang dengan baik.  
Sebaran terumbu karang disepanjang pantai timur Sumatra, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Jawa Utara dipengaruhi oleh adanya sedimentasi yang tinggi yang dibawa oleh aliran sungai yang banyak berada disana. Pertumbuhan karang umumnya terdapat di pulau-pulau kecil yang terletak terpisah dari Pulau Utama.  Semakin jauh letaknya dari Pulau Utama semakin baik pertumbuhan karangnya.  Riau kepulauan karang tumbuh hanya pada kedalaman 2-8 meter yang umumnya didominasi oleh karang masive.
Sebaran karang yang tumbuh paling baik dan berkembang secara maksimum adalah di Pulau Sulawesi, Propinsi Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.  Di daerah ini muara sungai relatif sedikit, struktur pantai dan substrat dasar berupa substrat yang keras dan pola arus yang mengalir sepanjang tahun.  Oleh karena adanya arus lintas Indonesia yang berasal dari Samudra Pasifik menuju Samudra Hindia, Pertumbuhan dan perkembangan karang yang berasal dari Samudra pasifik menuju Samudra Hindia, Pertumbuhan dan perkembangan karang sangat baik mulai dari kedalaman 2- 30 m. Keanekaragaman jenis berkembang secara maksimum bahkan sekitar Sulawesi dianggap sebagai pusat keanekaragaman jenis dan pusat asal usul karang. Sirkulasi arus yang baik dan rendahnya sedimentasi merupakan andil yang baik bagi tumbuh dan berkembangnya terumbu karang secara optimal.  Karang yang tumbuh didaerah NTT dan NTB merupakan terumbu yang lebih banyak dipengaruhi oleh adanya arus pasang surut yang merupakan pertukaran massa air dari Laut Flores dengan lautan Hindia.  NTB dan NTT hanya merupakan pulau yang kering dengan garis pantai yang mempunyai lekuk-lekuk yang dalam sehingga sering ditemukan jenis karang yang bersifat endemik.  Daerah NTB dan NTT sering disebut “refuges” area atau daerah ungsian.
Terumbu karang yang ada di pulau-pulau atau pantai utara Irian Jaya (Papua) mempunyai ciri dan struktur terumbu karang “West Pacific” karang tumbuh dengan baik mulai dari kedalaman 2 – 40 m.  Pantai Irian juga mempunyai lekuk-lekuk yang sangat bervariasi dan kemungkinan besar juga banyak ditemukan jenis-jenis yang endemik.  Penelitian karang di Utara Irian masih jarang dilakukan. (Suharsono, 1998).
3.      Faktor-faktor Yang Potensial Merusak Ekosistem Terumbu Karang
Walaupun potensi sumberdaya hayati tersebut sangat kaya namun sebagian besar masyarakat yang bermukim di sekitar 6.600 desa pantai, masih berada dibawah garis kemiskinan sebagaimana hasil studi sosial ekonomi proyek MREPP tahun 1996.  Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata penghasilan penduduk pesisir di teluk Kotania  Pulau Seram dan Pulau Ambon sekitar Rp. 475.625.- pertahun, sementara di desa pantai bagian Barat dan Selatan Pulau Lombok sekitar Rp.336.952.- pertahun.  Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong masyarakat pesisir untuk mengeksploitasi sumberdaya kelautan melebihi daya dukungnya agar mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, atau bekerja sama dengan pedagang ikan karang.
Masalah yang lebih rumit adalah ada sekelompok masyarakat yang berpendidikan dan bermodal kuat menggunakan bahan-bahan cyanida dan bom serta didukung dengan kapal dan peralatan selam untuk mengeksploitasi sumberdaya ikan karang serta berkompetisi dengan masyarakat nelayan tradisional.  Modal dan keuntungan mereka digunakan juga untuk menetapkan kolusi dengan penguasa tertentu, sehingga bila tertangkap sering mengalami kesulitan untuk dihukum.
Ekosistem terumbu karang mempunya potensi ekonomi yang sangat besar mendorong pengambilan sumberdaya yang dikandungnya  secara berlebihan (over exploitation) serta kurang mengindahkan kaidah-kaidah konservasi.  Karena adanya asumsi bahwa sumberdaya yang berada di ekosistem terumbu karang adalah milik bersama (common property), sehingga bila mereka tidak emanfaatkannya pada saat ini, maka akan dimanfaatkan orang lain (tragedy of common).   Untuk mengeksploitasi sumberdaya hayati tersebut, sebagian besar dari mereka menggunakan racun cyanida, bahan peledak, muro ami, dan bubu yang semuanya itu merusak ekosistem terumbu karang.  Para pengguna racun Cyanida umumnya  bermaksud menangkap ikan karang untuk dipasarkan dalam keadaan hidup di negara tertentu, sehingga mereka membentuk jaringan penangkap dan pemasaran secara internasional.  Sedang ikan-ikan yang dibom biasanya mati dan mengalami kehancuran sehingga perlu dipasarkan dalam skala propinsi, regional atau nasional.      
Aktivitas wisata bahari seperti penyelam juga memberikan kontribusi terhadap laju kerusakan akibat jangkar perahu atau terinjak penyelam pemula. Intensifikasi pertanian di DAS Hulu, akan meningkatkan laju erosi tanah dan sedimentasi kelaut.    Jika tidak ada ekosistem mangrove yang efektif menyerap sedimen tanah, maka proses sedimentasi ini akan menutupi permukaan karang sehingga karangnya mati.  Kegiatan pembangunan dipesisir sekitar ekosistem terumbu karang  juga menimbulkan dampak negatif yang mengganggu kelestariannya, seperti kegiatan reklamasi di Teluk Manado dan Teluk Lampung, serta daerah-daerah lainnya. (Ginting, 1998)
4. Penggambaran Kondisi Terumbu Karang
Dalam menggambarkan kondisi terumbu karang biasanya disajikan dalam bentuk suatu struktur komunitas yang terdiri dari data: persentase tutupan karang mati, jumlah marga, jumlah jenis, jumlah koloni, kelimpahan, frekwensi kehadiran, bentuk pertumbuhan, indeks keaneka ragaman jenis.  Beberapa metode telah dikembangkan untuk itu.  Beberapa pakar yang mendalami penelitian masalah komunitas karang yang antara lain terdiri dari :
1. Metode transek garis (line transect)
2. Metode transek kuadrat (quadrat transect)
3. Metode transek sabuk (belt transect)
4. Metode transek intersep
5. Metode manta tow
6. Metode transek bentuk pertumbuhan (lifeform transect).
Metode Transek Garis :
Metode ini telah berkembang cukup lama dan merupakan metode yang paling konsisten digunakan oleh para pakar.  Prinsip dari pada metode ini adalah menggunakan suatu garis transek yang diletakkan diatas koloni karang. Dalam perkembangannya metode transek garis mengalami penyesuaian baik panjang garis transek itu maupun pemakaian bahan yang digunakan untuk membuat garis transek tersebut.
Langkah-langkah dari metode transek garis adalah sebagai berikut :
Alat-alat yang digunakan terdiri dari : scuba, alat tulis bawa air, roll meter, tas nilon, palu geologi, dan pahat.  Garis transek dimulai dari kedalaman dimana masih ditemukan terumbu karang batu ( 25 m) sampai didaerah pantai mengikuti kedalaman mengikuti garis kontur.  Pembuatan transek  dengan roll meter dengan panjang setiap tali transek adalah 10 m dan dibuat sejajar garis pantai.  Jarak antara garis transek yang satu dan berikutnya adalah 1m.  Koloni karang yang terletak dibawah tali transek diukur mengikuti pola pertumbuhan koloni karang.  Pengukuran dilakukan dengan ketelitian mendekati cm.  Koloni karang yang telah diketahui jenisnya langsung dicatat sedangkan yang belum diambil contohnya sebagian dan diidentifikasi di laboratorium.  Didalam penelitian ini satu koloni dianggap satu individu.  Bila  satu koloni dari jenis yang sama dipisahkan oleh satu atau beberapa bagian yang mati maka tiap bagian yang hidup dianggap sebagai satu individu tersendiri.  Apabila dua koloni atau lebih tumbuh diatas koloni yang lain, maka masing-masing koloni tetap dihitung sebagai koloni yang terpisah.  Pencatatan panjang tumpang tindih koloni nantinya akan dipergunakan untuk menganalisis kelimpahan jenis.  Yang perlu dicatat juga adalah kondisi dasar dan kehadiran karang lunak, karang mati lepas atau masif dan biota lain.  Selain itu dilakukan juga koleksi bebas disekitar daerah transek, untuk mengetahui komposisi dan kekayaan jenis karang batu. Jika terjadi kondisi  dimana ombak cukup kuat, maka dianjurkan transek terbuat dari roll meter  digantikan dengan rantai yang terbuat dari logam. Ini dimaksudkan agar tidak mudah terombang-ambing sewaktu di hempas ombak dan dapat mengikuti kontur permukaan koloni karang secara mudah.
Penggunaan metode ini mempunyai kelebihan yaitu akurasi data dapat diperoleh dengan baik dan lebih banyak seperti: struktur komunitas yakni persentase tutupan karang hidup/mati, kekayaan jenis, dominasi, frekwensi kehadiran, ukuran koloni dan keaneka ragaman jenis dapat disajikan secara lebih menyeluruh.  Juga struktur kominitas biota yang berasosiasi dengan terumbu karang juga dapat disajikan secara baik.  Namun metode ini menuntut kemampuan individu yang tinggi yakni selain mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasi jenis karang secara langsung, peneliti juga dituntut sebagai penyelam yang baik.  Selain itu waktu yang diperlukan cukup lama dan biaya yang diperlukan relatif besar.
Metode Transek Bentuk Pertumbuhan
Semakin bertambahnya penduduk dan semakin tingginya limbah yang masuk keperairan pantai menyebabkan semakin tingginya tekanan terhadap terumbu karang.  Disamping oleh tingkah laku manusia terumbu karang juga mengalami kerusakan yang cukup besar oleh faktor alami.  Dalam memantau tingkat kerusakan tersebut dibutuhkan suatu metode penilaian kondisi terumbu karang yang cepat, murah, dan cukup informatif.  Sehingga keterbatasan tenaga peneliti yang mempunyai latar belakang ekologi terumbu karang dan terbatasnya waktu yang ada serta hasil dari penelitian itu harus dapat dibandingkan sehingga dikembangkan metode penilaian terumbu karang yang dapat memenuhi persyaratan cepat, murah, dan bukan harus seorang ahli karang.  De Vantier et al. (1985) dalam ASEAN-Australia Project mengembangkan metode yang cukup sederhana yang dapat dilakukan oleh hampir semua peneliti dan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.  Metode ini disebut metode “lifeform” yang ditekankan pada bentuk pertumbuhan karang.  Sehingga oleh karena Acropora hampir ditemukan disemua terumbu karang dan merupakan komponen utama pembentuk terumbu karang maka pada metode bentuk pertumbuhan ini dikelompokkan tersendiri yaitu Acroporan dan non Acropora.
Pada metode ini bukan hanya ditekankan pada karangnya sendiri akan tetapi juga biota yang berasosiasi dengan karang seperti algae, sponge dan lain lain.  Panjang garis yang digunakan adalah 100 m yang diletakkan sejajar garis pantai pada kedalaman 3 dan 10 m.  Letak garis transek pada kedalaman 3 dan 10 m dianggap mewakili kondisi karang didaerah tersebut,  sehingga biasanya tumbuh dengan pada kedalaman tersebut.  Dalam metode ini dituntut seseorang menghafal 27 kriteria.  Metode ini cukup sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang tanpa harus mempunyai latar belakang taksonomi karang.

PENUTUP

Berdasarkan dari semua penjelasan diatas, fungsi dan nilai ekosistem terumbu karang sangat penting bagi masyarakat lokal sebagai penyedia sumber pangan dan sumber pendapatan mereka.  Oleh sebab itu, laju kerusakan ekosistem terumbu karang perlu segera dikurangi dan upaya pengelolaan ditingkatkan sehingga kelestariannya dapat terjamin, sehingga perlu dikembangkan pendekatan pengelolaan efektif dan efisien.  Salah satunya adalah dengan mengembangkan sistem "Community Base anagement” atau Pengelolaan Berbasis  Masyarakat (PBM).
Pengelolaan berbasis masyarakat adalah sistem pengelolaan sumberdaya ekosistem terumbu karang terpadu yang perumusan dan perencanaannya dilakukan dengan pendekatan dari bawah (bottom up approach), berdasarkan aspirasi masyarakat dan dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.  Tujuan dari sistem PBM adalah untuk memberdayakan masyarakat agar dapat berperan serta secara aktif dan terlibat langsung dalam pengelolaan sumberdaya alam lokal khususnya terumbu karang dan ekosistem terkait lainnya, untuk menjamin/menjaga kelestarian dan penggunaan sumberdaya tersebut, dan dengan demikian menjamin adanya pembangunan yang berkesinambungan di wilayah bersangkutan.  Sedangkan ruang lingkup pelaksanaan PBM difokuskan pada :
(i)  perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan rencana pengelolaan terumbu karang (RPTK) lokal
(ii)  pemilihan dan pengembangan mata pencaharian alternatif (MPA)
(iii)  penguatan dan pengembangan kapasitas kelembagaan lokal
(iv)  penyadaran masyarakat
(v)  peningkatan prasarana dasar
Persepsi masyarakat dan Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan ekosistem terumbu karang telah bergeser kearah positif.  Namun pergeseran kearah positif ini masih menghadapi kendala yaitu belum adanya kewenangan daerah secara otonomi untuk mengelola sumberdaya laut termasuk ekosistem terumbu karang sehingga kegiatan pengelolaan terumbu karang masih bersifat keproyekan.  Selama ada proyek, kegiatan terus dibina, tetapi setelah dana proyek berakhir maka persepsi pengelolaannya pun mengalami perubahan yang bermuara pada penurunan aktivitas dan kualitas pengelolaan lingkungan laut.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan terumbu karang  antara lain :
1. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan pentingnya terumbu karang
2. Kurangnya sarana dan prasarana pengelolaan
3. Masalah sosial ekonomi masyarakat (nelayan) karena kurang tersedianya sumber pendapatan alternatif
4. Penegakan hukum yang masih lemah
5. Koordinasi antar  instansi yang masih lemah.
Sehingga, penanganan masalah yang muncul dalam pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan khususnya terumbu karang, diperlukan keterpaduan penanganan dengan koordinasi yang lebih baik, realisasi aktif atas langkah yang telah dicanangkan bersama dan tidak cukup hanya dengan tulisan-tulisan hasil diskusi, seminar dan lain-lain.      

DAFTAR  PUSTAKA


AKKII, 1998. Pemanfaatan Bunga Karang dan Usaha Pelestariannya. Konperensi Nasional I  Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. PKSPL. IPB
Bengen, D.G. 1999. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir (sinopsis). Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. Bogor.  
Best. M.B., B.W. Hoeksema, W.Moka, H. Moll, Suharsono and I.N. Sutarna.  1989. Recent Scleratian coral species collected during theSnellius_II  Expedition in eastern Indonesia Neth. J. Sea. Res. 23:107-115.
Ginting, S.A. 1998.  Persepsi Pemerintah Daerah Terhadap Pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang.  Konperensi Nasional I  Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. PKSPL. IPB
Miclat, R. and Miclat, 1989. Artificial Reefs : A Fishiers Management Tool For Ligayen Gulf. ICLARM Conference Proceeding 17.P : 109-117.
Sadarun, 2001. Tugas Mata Ajaran Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Suharsono, 1998.  Distribusi, Metodologi dan Status Terumbu Karang di Indonesia. Konperensi Nasional I  Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia. PKSPL. IPB
Tomascik, T.A.J. Mah, A. Nontji. And M.K. Moosa.  The ecology of Indonesian seas. Periplus eds Part I & II. 1388
Wallace, C.C. (in press). New Species and new records of recently descibed species of genus Acropora  (Scleractinia; Astrocoeoniina; Acroporidae) from Indonesia.
Walters, J.S. 1994. Properly right and participatory coastal management in the Philippines and Indonesian Coastal Management in Tropical Asia. 3: 20-24.

manfaat diving

Scuba Diving Bukan hanya Sehat Jasmani Tapi Juga Rohani


Melihat dunia di dasar laut [Foto: Istimewa]
Melihat dunia di dasar laut [Foto: Istimewa]
JIKA Anda bosan dengan kehidupan daratan yang monoton alias begitu-gitu saja, mungkin bisa mencoba Scuba Diving. Scuba Diving adalah olahraga air tetapi bukan olahraga air seperti biasanya karena Anda bisa menjelajah dunia baru yang menjanjikan lanskap keindahan, tentunya yang ada di dalam laut.
Dasar laut memberi kebahagian [Foto: Istimewa]
Dasar laut memberi kebahagian [Foto: Istimewa]
Menyelam atau scuba diving adalah kegiatan olahraga yang sangat-sangat menyenangkan.Bukan hanya baik buat kesehatan pelakunya tapi juga dapat menenangkan pikiran dan kepuasan batin. Dampak psikologisnya sangat luar biasa. Maka, jangan heran bagi mereka yang hobi dengan olahraga ini biasanya awet muda. Segala penyakit sepertinya menyingkir. Apalagi kalo Anda punya penyakit kulit, yaaah itu sih keciiiilll…sering berendam di air garam pasti rontok. Kulit jadi bersih. Saking luarbiasanya olahraga ini sehingga seorang penyelam senior asal Florida sempat meluncurkan kata-kata bijaknya,”Anda belum ‘melihat dunia’ apabila Anda belum pernah Menyelam di dasar laut.”
Scuba Diving Equipment [Foto: Istimewa]
Scuba Diving Equipment [Foto: Istimewa]
Keindahan bawah laut yang hanya bisa saksikan di televisi akan Anda saksikan langsung dengan berscuba diving, dengan didampingi oleh instruktur berpengalaman. Anda akan aman melihat kehidupan makhluk laut ini dari jarak dekat bahkan ikan hiu yang terkenal ganasnya itu.
Tabung gas standar tinggi [Foto: Istimewa]
Tabung gas standar tinggi [Foto: Istimewa]
Scuba diving juga bisa dijadikan sebagai wisata yang unik, ada open water atau menyelam di perairan terbuka, shipwreck diving menyelam menelusuri bangkai-bangkai kapal yang berda di dasar laut, dan night dive bagi yang ingin melakukan penyelaman di malam hari tentunya akan lebih menantang karena jarak pandang sangat terbatas.
[Foto: Istimewa]
[Foto: Istimewa]
Demi keamanan, penyelam harus menjalani pelatihan terlebih dulu. Kemampuan menyelesaikan modul menjadi ukuran apakah kamu bisa mendapatkan sertifikat dan dianggap layak turun ke perairan. Sesekali patut juga dicoba, karena terbukti aman dan pasti dapat kesenangan baru.
Boleh dibilang, Indonesia ini surganya para penyelam. Pilih saja di mana lokasinya pasti indah. Soalnya, di negeri kepulauan yang terletak di antara dua benua dan dua samudera ini terdapat lebih dari 17.000 pulau dari ujung Sumatera hingga Papua.
Ikan Badut dasar laut [Foto: Istimewa]
Ikan Badut dasar laut [Foto: Istimewa]
Di negeri kita ini bukan hanya terhitung banyak Lokasinya, tapi juga merupakan tempat-tempat yang sangat eksotik .Sebut saja Pulau Seribu, Ujung Kulon, Karimun Jawa, Kalimantan, Bali dan Sumbawa, Komodo, Wakatobi, Bangka, Banda dan Flores, Bintan, Makassar, Bunaken sampai Raja Ampat di Irian Jaya.
Kalau pencinta fotografi hendak Menyelam, ini merupakan kesempatan emas memotret di bawah laut. Namun, bagi pemula, sangat dibutuhkan keterampilan khusus untuk memotret di dasar laut. Seorang fotografer wajib menguasai kesimbangan daya layang di bawah air (neutral bouyancy), sehingga tidak berjoget saat memotret objek di bawah laut. Orientasi lingkungan laut juga patut diperhitungkan seperti tingkat kejernihan, jarak pandang, serta arus air. Memotret di kedalaman di bawah 10 meter berbeda dengan kedalaman 20 meter lebih. Intensitas cahaya yang menembus kedalaman air menentukan hasil foto.
Bukan main...! [Foto: Istimewa]
Bukan main...! [Foto: Istimewa]
Kemudian jenis dan kemampuan kamera pun sangat mempengaruhi. Ada banyak rumah kamera (housing) yang dijual di pasaran dan bisa digunakan untuk berbagai jenis kamera digital dari compact sampai single lens reflect. Namun harga housing ini terbilang mahal bahkan lebih mahal dibanding harga kameranya sendiri. Fotografer juga bisa menggunakan kamera berbasis film seperti keluaran Nikonos dengan berbagai peralatan tambahan sesuai dengan kebutuhan pemotretan di bawah laut.
Untuk bisa Menyelam dengan baik dan benar, bisa berenang merupakan syarat mutlak di samping juga tubuh yang sehat dan bugar tentunya. Dan, ada beberapa larangan bagi para penderita penyakit asma, jantung, epilepsy, phobia terhadap kedalaman atau penyakit lain yang berpotensi mengancam nyawa penyelam itu sendiri ketika berada di bawah laut.
Ada beberapa jenis peralatan dan prasarana pendukung seperti :
nyelam massal [Foto: Istimewa]
nyelam massal [Foto: Istimewa]
1. Masker, Snorkel, Scuba Fin ( Kaki katak ), dan wet suit ( pakaian selam ) mulai dari yang tebalnya 2mm, 3mm, 5 mm dan 7 mm. Wet suit adalah jenis pakaian selam yang biasa di pakai diperairan hangat atau tropis.
2. Tanki Oksigen atau tabung yang terbuat dari alumunium atau steel.
3. Regulator, yang terdiri First stage ( bagan untuk menyalurkan oksigen dari tabung ) yang terdiri dari a) Primary regulator second stage, device utama untuk menyalurkan oksigen ke mulut kita dalam bernafas , b ) Alternate air source second stage,yakni device cadangan untuk menyalurkan supply oksigen, c) Instrumen Console yang terdiri dari pressure gauge, depth gauge, compass, dive timer, d) low pressure inflator for BCD.
4. Buoyancy control device atau BCD, alat semacam jacket yang mengikat tabung oksigen disamping memungkinkan kita mengontrol tubuh kita untuk mengapung, tenggelam atau melayang dalam air.
5. Weight belt, pemberat untuk menambah beban bagi tubuh kita.
Siap terjun [Foto: Istimewa]
Siap terjun [Foto: Istimewa]
6. Dive Computer, merupakan peralatan tambahan yang memungkinkan kita memonitor dive profile kita, berapa lama kita menyelam, jumlah waktu yang dapat ditolerir untuk menyelam di kedalaman tertentu, indicator decompression dive, berapa lama kita bisa menyelam lagi setelah penyelaman pertama atau berapa lama lagi kita bisa terbang dengan pesawat setelah kita melakukan penyelaman.
Dalam menyelam kita akan diajarkan selain teknis dasar penyelaman, juga pemahaman fisika atau metablisme tubuh dalam situasi dibawah tekanan air laut. Ini penting untuk mengetahui karena pada dasarnya struktur tubuh kita yang berbeda dengan ikan, seperti :
1. Setelah menyelam, kita harus istirahat beberapa waktu agar nitrogen yang terserap bisa keluar dari tubuh kita. Tidak heran banyak penyelam penyelam alam tradisional yang akhirnya lumpuh karena efek ini.
Laut Karimun Jawa juga Asyik [Foto: Istimewa]
Laut Karimun Jawa juga Asyik [Foto: Istimewa]
2. Kita dilarang terbang naik pesawat atau berada di ketinggian gunung setelah menyelam.
3. Kita tidak bisa langsung cepat cepat ke permukaan air dari kedalaman. Selain harus bertahap , juga ada keharusan safety stop di kedalaman 5 meter.
4. Juga metode resque dan manajemen skill jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan di dalam air, karena diving sebuah kegiatan yang mengandung tingkat resiko berbahaya dan bisa membawa kematian jika teledor.

INFORMASI

Kursus PADI
Semua Kursus diajarkan dalam group yang kecil (max 4 orang murid), dengan PADI Instruktur yang berpengalaman. dengan bahasa sesuai kebutuhan anda. Jika anda lebih suka dengan peserta lebih dari 4 orang, PADI Divemaster akan diperbantukan ke instruktur, Untuk semua tamu liability release akan dicover.

Jika anda lebih suka tinggal di senggigi, anda bisa mengikuti kursus di senggigi atau join dengan reguler transport servis dari dan ke pulau, dan Jika anda lebih suka menginap di Gili selama kursus, kami akan mengantar dan menjemput anda kembali kesenggigi setelah selesai.

Semua Kursus selalu termasuk Equipment , Buku, certificate, dan Liability insurance. Moto kami “Safety and Fun in familiar atmosphere”

Silahkan meminta penawaran khusus untuk group dan paket penawaran khusus ( sebagai contoh untuk beberapa hari diving, atau booking untuk beberapa kursus). Hubungi Kami untuk informasi lebih lanjut.


1. PADI Discover Scuba Diving (1 day)

2. PADI Scuba Diver course (2 days)

3. PADI Junior Scuba Diver

4. PADI Open Water Diver course (3-4 days)

5. PADI Junior Open Water Diver

6. PADI Discover Nitrox (1 day)

7. PADI Enriched Air Nitrox course (2 days)

8. PADI Open Water Diver/Discover Nitrox course (3-4 days)

9. PADI Open Water Diver Incl. Nitrox course (4-5 days)

10. PADI Advanced Open Water Diver Incl. Nitrox course (3-4 days)

11. PADI Scuba Review (1 day)

12. PADI Adventure Diver (1-2 days)

13. PADI Specialty (1-2 days)

14. PADI Advanced Open Water Diver course (2-3 days)

15. PADI Junior Advanced Open Water Diver

16. PADI Emergency First Response (1 day)

17. PADI Rescue Diver course (3-4 days)

18. PADI Junior Rescue Diver

19. PADI Divemaster course (at least 2 weeks)

20. PADI Assistant Instructor Course (at least 10 days)

21. PADI Instructor Development Course, IDC (9 days)

22. PADI Bubblemaker (1/2 day)

1. PADI Discover Scuba Diving (1 day)



Introduction (pengenalan) untuk orang yang ingin mencoba pengalaman yang mendebarkan dunia bawah laut, tapi belum yakin untuk menjadi certified diver. Kami menawarkan Introductory dive: Basic PADI Diving teori, orientasi equipment, latihan skill di air yang tenang, dan open water boat dive dengan ditemani oleh Profesional diving Instructor

Local price Internet Price
€ 44 € 40
2. PADI Scuba Diver (2 days)

Penawaran baru dari PADI untuk pemula, yang hanya memiliki waktu yang terbatas, Setelah kursus anda akan memperoleh sertifikat Internasional dan bisa dipakai diving dengan ditemani PADI Instruktur atau PADI Divemaster dengan kedalaman maximum 12m. Anda bisa melajutkan ke PADI Open Water Diver, atau dengan kata lain anda memperoleh kredit untuk PADI Open Water Course. Kursus ini termasuk PADI Diving theory (3 module) , Confine water training (3 module), dua open water dive boat dengan kedalaman maximum 12m , Personal Log book, dan sertifikat.

Local price Internet Price
€ 182,5 € 164
3. PADI Junior Scuba Diver
(starting 10 years of age)

Dari umur 10 tahun Junior course untuk putra-putri anda , sama dengan kursus untuk orang dewasa baik harga, waktu dan prosedure kursus, setelah mereka berumur 15 tahun bisa di upgrade dari sertifikat untuk “junior” ke normal sertifikat.

Local price Internet Price
€ 182,5 € 164
4. PADI Open Water Diver course (3-4 days)

Kursus standar untuk pemula yang ingin memperoleh sertifikat PADI Open Water Diver. Anda akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman bagaimana cara menikmati dunia bawah air dengan aman. sertifikat berlaku seumur hidup, dan bisa digunakan diseluruh dunia. Kursus in termasuk : PADI Diving Theory (5 module), Cofine water training (5 module) empat open water boat dive (2 dive sampai 12m dan 2 dive sampai 18m), personal log book dan sertifikat.

Local price Internet Price
€ 255,5 € 230
5. PADI Junior Open Water Diver
(starting 10 years of age)

Dari umur 10 tahun Junior course untuk putra-putri anda , sama dengan kursus untuk orang dewasa baik harga, waktu dan prosedure kursus, setelah mereka berumur 15 tahun bisa di upgrade dari sertifikat untuk “junior” ke normal sertifikat. Untuk Diver dengan sertifikat Junior Scuba Divers atau junior Open Water Divers, Hanya boleh diving dengan ditemani orang tua atau Profesional Instruktur, Baru setelah mereka mencapai umur 12 tahun boleh diving dengan orang lain

Local price Internet Price
€ 255,5 € 230
6. PADI Discover Nitrox (1 day)

Introductory (pengenalan) Enriched Air diving, untuk orang yang ingin mencoba keuntungan diving dengan menggunakan Enriched air, Penawaran ini mencakup : Theory dasar Enriched air diving, Pengenalan analisa Oxygen, Pengenalan dive planing dengan Enriched Air, 2 Open water dive dengan menggunakan Enriched air 32% dibawah pengarahan Instruktur dan hanya menggunakan normal air table.

Local price Internet Price
€ 95 € 85,5
7. PADI Enriched Air Nitrox course (2 days)

Nitrox atau juga disebut “enriched air Nitrox”, “ EANX” atau “ safe air “ dan sudah sukses digunakan selama 30 tahun oleh profesianal diver. Nitrox memungkinkan anda diving hampir dua kali lebih lama pada kedalaman yang sama dibanding udara biasa... Sebenarnya sama saja dengan udara biasa hanya sebagian kandungan Nitrogen digantikan dengan Oxygen. Sebagai contoh : Botom time untuk 18m dengan udara biasa hanya 56menit sedang dengan EANx 32 bisa 95 menit, dengan EANx 36 bisa 125 menit, untuk kedalaman 26 m dengan udara biasa hanya 27 menit, dengan EANx 32 bisa 40 menit, dengan EANx36 bisa 50 menit, dengan trining Nitrox yang benar akan lebih aman ketimbang menggunakan udara biasa, tapi anda masih memerlukan speciality trining: Kursus ini akan memberikan pengetahuan dan skill yang anda perlukan untuk bisa menikmati Nitrox dengan aman dan fun. Anda akan diajarkan bagaimana membuat planing dengan Nitrox, bagaimana cara menghitung no decompression limit dan oxygen expossure, Teory mengenai Nitrox, 2x dive (EANx32atau EANx36) sertifikat sebagai Nitrox diver.Anda boleh diving dengan menggunakan Tabel Nitrox (dengan waktu lebih lama) dan memperoleh personal Log book.

Local price Internet Price
€ 179 € 161
8. PADI Open Water Diver/Discover Nitrox course (3-4 days)

Kursus standar untuk pemula diharapkan menjadi Diver bersertifikat PADI Open Water dan di saat yang sama memperoleh pengalaman keuntungan menggunakan Enriched Air (Nitrox diving). Anda akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman menikmati diving dengan aman dan diving dengan Nitrox dibawah pengarahan Instruktur. Dengan sertifikat yang berlaku seumur hidup dan dapat digunakan diving di seluruh dunia . Kursus ini sudah termasuk: PADI diving teori (5 bab), teori dasar Enriched air, pengenalan analisa oxygen, Pengenalan Dive planing dengan Nitrox, Confine water training ( 5 bab di kolam) empat open water boat dive (2 dengan kedalaman 12 m dan 2 dengan kedalaman 18 m termasuk diving terakhir dengan menggunakan Nitrox dan table udara normal ), EANx 32 rental equipment, Personal Log book, Sertifikat Open water Diver, sertifikat EANx 32 (hanya untuk diving dengan menggunakan tabel udara biasa dengan pengarahan Instruktur).

Local price Internet Price
€ 310 € 279
9. PADI Open Water Diver Incl. Nitrox course (4-5 days)

Kursus standar untuk pemula diharapkan menjadi Diver bersertifikat PADI Open Water dan di saat yang sama memperoleh pengalaman keuntungan menggunakan Enriched Air (Nitrox diving). Anda akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman menikmati diving dengan aman dan diving dengan Nitrox dibawah pengarahan Instruktur. Dengan sertifikat yang berlaku seumur hidup dan dapat digunakan diving di seluruh dunia . Kursus ini sudah termasuk: PADI diving teori (5 bab), teori Enriched air Diving, Confine water training ( 5 bab di kolam) Lima open water boat dive (2 dengan kedalaman 12 m dan 3 dengan kedalaman 18 m termasuk 2 diving terakhir dengan menggunakan EANx 32 dan EANx 36 ) Nitrox dive dengan menggunakan Nitrox tabel ( dengan waktu lebih lama), rental equipment, Personal Log book, Sertifikat Open water Diver, sertifikat Enriched Air Diver.

Local price Internet Price
€ 412 € 371
10. PADI Scuba Review (1 day)

Kursus penyegaran, untuk diving kembali diving! Sudah lama tidak diving ? ambil program ini, untuk memperoleh kepercayaan diri kembali di air. Progam ini termasuk : Penyegaran kembali teori dasar diving seperti Dive planing, pengarahan sesi confine water yang di fokuskan pada skill yang paling penting seperti buoyancy control (keseimbangan), dan prosedur emergency (darurat) dan satu open water dive.

Local price Internet Price
€ 44 € 40
11. PADI Adventure Diver (1-2 days)

Setelah belajar pelajaran dasar Open Water Diver Course, anda bisa memilih 3 speciality dive yang ada dalam daftar berikut. Deep dive, Navigation dive, Night dive, Boat dive Drift dive, Underwater photo dive, Multilevel dive, Peak performance buoyancy dive, Naturalist dive, Search and recovery dive. Instruktur anda akan memberikan brifing singkat tentang speciality dive sebelum diving dan siap untuk diving. Berlaku Internasional, Kredit akan diberikan dan anda bisa melanjutkan sertifikat ini sampai Advanced Open Water Diver.

Local price Internet Price
€ 164 € 148
12. PADI Special (1-2 days)

Anda Tertarik oleh salah satu speciality dive? Dengan mangambil kursus PADI Specialty, and bisa memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang lebih dalam pada apa yang benar-benar menarik perhatian anda. Sebagai Open Water Diver anda bisa memilih antara : Boat diving, Drift diving, Enriched Air (Nitrox), Equipment specialist, Multi level diving, Night diving, Peak performance buoyancy, Underwater naturalist, Underwater navigation, Underwater photographer, DAN Oxygen provider. Bila anda Advanced Open Water Diver anda bisa memilih tambahan selain diatas antara : Deep diving, Search and Recovery diving

Local price Internet Price
on request on request
13. Advanced Open Water Diver course (2-3 days)

Kursus ini didesign untuk memungkinkan anda berpetualang ke tempat baru dan lingkungan yang lebih menantang dengan aman. Anda akan merasa lebih aman dan lebih fun Sedikit teori tidak ada test dan lebih banyak diving. Dengan lima dive: 2 merupakan core (harus) dive: Deep dive, Navigation dive, dan 3 diving pilihan dari daftar berikut : Night dive, Boat Dive, Drift dive, Under water photgraphy, Multilevel dive, Peak performance Buoyancy, Under water Naturalist, dan search and recovery dan Enriched air

Local price Internet Price
€ 201 € 181
14. PADI Junior Advanced Open Water Diver
(starting 12 years of age)

Dari umur 12 tahun Junior course untuk putra-putri anda , sama dengan kursus untuk orang dewasa baik harga, waktu dan prosedure kursus, setelah mereka berumur 15 tahun bisa di upgrade dari sertifikat untuk “junior” ke normal sertifikat.

Local price Internet Price
€ 201 € 181
15. PADI Emergency First Response (1 day)
(starting 12 years of age)

Untuk divers atau non divers merupakan keuntungan kursus ini, yangmerupakan kombinasi Basic life support dengan CPR dan first aid (P3K). Merupakan dasar untuk rescue course.

Local price Internet Price
€ 88 € 80
16. PADI Rescue Diver course (3-4 days)

Kursus ini, akan mengajar anda bagaimana menolong diver yang mengalami problem secara efectif, dan cara mencegah problem itu sebelum terjadi. Sebagai tambahan anda akan merasa lebih confidence (percaya diri). Hampir seluruh diver mengambil kursus ini, kalu boleh dikatakan merupakan kursus yang paling sepadan yang ditawarkan PADI. Untuk memperoleh sertifikat Rescue anda harus memiliki Emergency First response yang masih berlaku (2 tahun terakhir).

Local price Internet Price
€ 256 € 230
17. PADI Junior Rescue Diver
(starting 12 years of age)

Dari umur 12 tahun Junior course untuk putra-putri anda , sama dengan kursus untuk orang dewasa baik harga, waktu dan prosedure kursus, setelah mereka berumur 15 tahun bisa di upgrade dari sertifikat untuk “junior” ke normal sertifikat.

Local price Internet Price
€ 256 € 230
18. PADI Divemaster course (at least 2 weeks)

Sebagai seorang Divemaster, anda merupakan seorang yang profesional. Dengan Pengetahuan yang luas dan semua keahlian, akan anda peroleh di kursus ini, anda dapat menjadi supervisor diver lain di dalam berbagai training dan dive activities. Anda akan mampu membuat planing, mengorganisir, dan memimpin dive trip. Kursus ini merupakan jenjang pertama untuk menjadi seorang yang profesional di diving karir, Dan juga merupakan tantangan yang unik untuk diver yang tertarik mengembangkan diri.

Local price Internet Price
€ 475 € 428
19. PADI Assistant Instructor Course (at least 10 days)

Kursus ini dikembangkan untuk memberi tambahan kwalifikasi kepada PADI Divemaster sebagai Asisten trining dan Dive Instruktur. Pada tahun 2001 PADI IDC yang baru dibagi menjadi dua bagian: Setelah mengikuti Asisten Instruktur Course (AI), anda sudah master empat hari pertama IDC dan boleh mengikuti Open Water Scuba Instructur (OWSI) Program. Merupakan prioritas utama untuk mengembangkan kemampuan anda untuk mengajar. Dengan belajar sendiri, aplikasi praktis dan pelajaran normal and akan belajar bagaimana memberikan presentasi dan bagaimana cara mengadakan PADI Course dan PADI Program seperti : PADI skin Diver, PDI Speciality course”Peak performace Buoyancy & Project AWARE”, Discover Scuba, Discover Local Diving, dan Discover Snorkeling, dan juga mengajar Open Wter course di class room, kolam, dan Open water. Anda juga akan terbiasa dengan PADI standard dan prosedure, struktur dari Diving Industri, dan anda juga akan dikenalkan pada basic marketing idea, the selling Philosophy dan pertanyaan tentang Risk Manajemen.

Local price Internet Price
€ 435 € 390
20. PADI Instructor Development Course, IDC (9 days)

Sebagai seorang divemaster, anda membawa skill dan pengetahuan anda untuk kesempurnaan diri. Sebagai seorang Instruktur, anda akan mengajarkan skill dan pengetahuan anda ke orang lain. Segera setelah anda memiliki sertifikat sebagai seorang Divemaster atau Asisten Instruktur anda bisa melanjutkan training anda untuk menjadi seorang Instruktur. Refisi terbaru IDC terdiri dari dua bagian. Asisten Instruktur program (AI = 3 hari) dan Open Water Scuba Instruktur Program (OWSI = 4 hari). Bila anda merasa, bahwa pengetahuan Divemaster teori atau skill anda mungkin sedikit “rusty” atau berkarat, anda bisa mengikuti program IDC preparation course selama 2 hari. Kursus ini kami adakan Gratis dan kami sesuaikan dengan keperluan anda. Selama IDC, dengan bantuan bahan-bahan kursus, anda akan melakukan presentasi teori, pool (kolam) dan open water untuk memperoleh pengalaman bagaimana mengajar teori dan praktek. Anda juga akan memperoleh pengertian yang jelas mengenai PADI Philosophy of continuing education dan the available Program. Anda juga akan belajar strategi marketing yang sangat penting yang anda perlukan nanti untuk menunjang pekerjaan anda. Sertifikat IDC memungkinkan anda untuk mengikuti 2 hari IE (Instructor Examination). Untuk informasi lebih lanjut silahkan hubungi PADI Course Director kami .. Ute.

Local price Internet Price
€ 865 € 780





21. PADI Bubblemaker untuk Anak-anak umur 8 tahun (setengah hari)

Selama program ini , Putr-putri anda akan dipandu oleh Instruktur secara pelahan dan safe (aman). Bermain di kolam having fun dengan diving, smentara anda pergi diving, setelah program ini mereka akan menrima Bubble maker sertifikat.
Local price Internet Price
€ 44 € 40

Jumat, 11 September 2009


Profil MLDC Faperik

LATAR BELAKANG ORGANISASI


Memasuki era globalisasi pada zaman ini, setiap sektor diharapkan dapat meningkatkan atau paling tidak dapat mempertahankan konstribusinya bagi kesinambungan pembangunan ekonomi nasional. Mengingat letak geografis dengan sektor kelautan yang merupakan potensi terbesar dalam wilayah Republik Indonesia, dan didorong akan tanggung jawab terhadap peningkatan kecerdasan bangsa, serta keinginan luhur untuk memberakan sumbangsih dan kewajiban untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan khususnya di bidang kelautan, karena :
1. Fakta fisik bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau, dengan garis pantai sekitar 81.000 km.
2. Sepanjang garis pantai dan bentangan perairan laut ini terkandung kekayaan sumber daya alam yang berlimpah baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.

Berpijak dari fakta diatas lahir keinginan dari kami sebagai komunitas mahasiswa Perikanan Universitas Muhammadiyah Luwuk untuk mengembangkan Perikanan dan kelautan di Indonesia Khususnya Kabupaten Banggai maka kami mendirikan suatu organisasi riset di bidang perikanan dan kelautan khususnya penyelaman yang merupakan salah satu cita-cita seluruh elemen perikanan dan Kelautan untuk menunjukkan jati diri Mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Muhammadiyah luwuk yang selalu sigap terhadap kemajuan teknologi.

Secara resmi pada tanggal 22 Juli 2009 lahirlah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dengan nama Muhammadiyah Luwuk Diving Club (MLDC) Universitas Muhammadiyah Luwuk yang berkedudukan di Luwuk tepatnya di Fakultas perikanan Jurusan Budidaya perairan Universitas Muhammdiyah Luwuk. Kelembagaan dan kemampuan penyelaman yang berbasis masyarakat. Dan dalam pengaplikasiannya selalu mengingat asas yang dianut yaitu Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat).
“berfikir,berkarya dan berbudaya”

Dengan semboyan MLDC tersebut merupakan salah satu pendorong dalam meningkatkan profesionalisme anggota dan organisasi selam ini. Baik dalam penelitian, olahraga dan keilmuan

Visi

Didalam pergerakannya sebagai organisasi mahasiswa yang fokusnya pada isu lingkungan laut dan pesisir dan peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang selam, MLDC berdasarkan aktivitasnya berlandaskan pada visi :
“ Mennciptakan Sumberdaya Selam yang Berwawasan Lingkungan ”.

Tujuan

Berdasarkan latar belakang pendiriannya maka telah dikutip sebuah tujuan dan merupakan arah dari organisasi ini yaitu untuk mengembangkan profesionalisme di bidang perikanan dan kelautan dengan berusaha mengembangkan Sumber daya Manusia yang cakap dan terlatih dalam pengembangan bidang perikanan dan kelautan, dengan melakukan kegiatan riset/penelitian, pelatihan dan olahraga juga ikut serta dalam pengembagan wilayah pesisir di Indonesia khususnya pada umunya dan terkhususnya kabupaten banggai.sulawesi tengah

Kegiatan

Kegiatan MLDC yang telah dilakukan selama ini terutama masih berdasarkan pada Tridarma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat). Manifestasi dilakukan dalam bentuk usaha peningkatan sumberdaya anggota lewat pelatihan-pelatihan, penelitian maupun penyadaran masyarakat tentang kegiatan penyelaman yang aman serta bentuk kegiatan konservasi lingkungan laut. Selanjutnya sebagai bentuk kepedulian dengan mengadakan monitoring terumbu karang, baksos,Penyuluhan pada Masyarakat. Untuk saat ini kegiatan yang dilakukan masih bertaraf local.

मेंगेनल जेनिस-जेनिस तेरुम्बू karang

MENGENAL JENIS-JENIS TERUMBU KARANG



Salah satu kekayaan laut Indonesia yang hingga kini masih kurang diperhatikan adalah terumbu karang. Bahkan orang Indonesia yang hidup akrab dengan laut, kerap menganggap terumbu karang sebagai benda padat sejenis bebatuan di perairan laut. Padahal, terumbu karang sesungguhnya tergolong makhluk hidup yang dapat bertumbuh atau mati.
Terumbu karang adalah memang ekosistem khas perairan tropis. Ia merupakan habitat kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Ia sangat berperan memelihara keseimbangan ekosistem, karena berfungsi sebagai tempat asuhan, pembesaran dan perlindungan bagi larva dan benih ikan serta sebagai buffer zone bagi spesies migrasi.

Karena itu sifat dan struktur terumbu karang sangat kompleks. Menurut beberapa penelitian, terumbu karang mengandung bahan-bahan untuk obat-obatan seperti anti virus, anti kanker dan sebagainya. Selain itu juga berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi.
Terumbu karang terbentuk dari kumpulan karang dan berdasarkan klasifikasi ilmiah, karang termasuk ke dalam kelompok hewan tingkat rendah phylum Cnidria, kelas Anthozoa, Ordo Scleractinia. Meski karang termasuk dalam klasifikasi hewan, namun organisme ini tidak dapat bergerak atau berpindah pada fase planula.
Sesungguhnya, karang terdiri dari dua jenis, yakni :

a. Karang Aharmatifik, yakni karang yang tidak membentuk terumbu.
b. Karang Harmatifik, yakni karang-karang yang membentuk terumbu.

Dalam kehidupannya karang harmatifik berasosiasi dengan Zooxanthelleae (simbiosis mutualistik) yang menghasilkan bahan organik. Di samping itu karang juga memakan plankton untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tipedan Variasi Bentuk Terumbu Karang
Ada bermacam tipe dan variasi bentuk terumbu karang. Namun yang paling umum dikenal adalah tepi :
Terumbu Karang Tepi (fringing reef), yang banyak terdapat di tepian pantai
a. Terumbu Karang Cincin (Atoll) yang kerap di kenal sebagai pulau karang.
b. Terumbu Karang Penghalang (Barrier reef) yang terdapat memanjang di tengah laut.
c. Terumbu Karang Takat (Patch reef/platform reef)
d. Sedangkan terumbu karang memiliki variasi bentuknya, terumbu karang terdiri dari :
1. Tipe Padat (massive)
2. Tipe bercabang (branching)
3. Tipe Daun (foliose)
4. Tipe Jamur (mushroom)
5. Tip Meja (tabule)
6. Tipe Kerak (encrusting)

1. Faktor Pertumbuhan Karang dan Pembatasnya

Sebagai kelompok hewaniah, meski tampak seperti batu atau benda padat terumbu karang jelas adalah bagian dari makhluk hidup. Karena itu, ia dapat bertumbuh dan berkembang, dan tentu juga mati. Faktor lingkungan jelas sangat berperan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup Terumbu Karang, antara lain :

a. Suhu optimum berkisar antara 23-30 Celcius. Suhu akan berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme, reproduksi dan pembentukan luar karang. Cahaya/sinar matahari, distribusi karang efektif sekitar 20 meter di bawah permukaan laut. Titik komposisi 15-20% intensitas permukaan.
b. Pergerakan massa air, menentukan bentuk koloni karang. Bentuk massif hidup di perairan yang arusnya kencang, sedangkan pada perairan tenang lebih banyak koloni berbentuk bercabang.
c. Salinitas secara fisiologis mempengaruhi kehidupan hewan karang karena adanya tekanan osmosis pada jaringan hidup. Salinitas optimum antara 30-35%.
d. Sedimentasi membatasi penetrasi cahaya sehingsa mengganggu fotosintetis.

2. KerusakanTerumbu Karang

Sesungguhnya, terumbu karang sangat rentan dari kerusakan. Data menyebutkan bahwa kondisi terumbu karang Indonesia, 6, 41% masih sangat baik, 24,3% dalam keadaan baik, 29,22% dalam kondisi sedang, dan 40,14% dalam keadaan rusak. Ini berarti, sudah saatnya, Indonesia melakukan upaya serius penyelamatan dan rehabilitasi terumbu karang.
Faktor penyebab kerusakan terumbu karang memang bermacam-macam yakni :
a. Faktor Fisik seperti:

1. Kenaikan suhu air laut sekitar 3-4 derajat Celcius dan suhu normal dapat menyebabkan karang "Bleaching" yang kadang-kadang diikuti dengan kematian karang.
2. Pasang surut yang sangat rendah sehingga terumbu karang muncut diatas permukaan air.
3. Radiasi sinar ultra violet yang dipancarkan di atas kemampuan adaptasi karang.
4. Perubahan salinitas yang tinggi menyebabkan sel-sel pecah dan zooxhantellae keluar dari jaringan karang.
5. Gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami berpotensi menyebabkan kerusakan terumbu karang
6. Taifun dan badai yang menimbulkan kerusakan parah pada suatu are yang luas
.
b. Fakfor Biologi, yakni karena:

1. Predasi, yakni karena ada jenis karang atau biota laut tertentu yang agresif mematikan karang untuk mendapatkan makanan. Kerusakan juga bisa terjadi akibat beberapa spesies laut yang membuat rumah di atas karang, sehingga menutup saluran makanan bagi karang.
2. Penyakit, ini biasanya terjadi akibat perubahan kondisi lingkungan, seperti pencemaran perairan dan sebagainya.
3. Bio Erosi, ini terjadi akibat tergerusnya kapur karang oleh organisma lain. Misalnya, ada jenis ikan tertentu yang menajamkan giginya dengan menggosokkannya ke karang, atau merusak karang untuk
4. mendapatkan makanan.

c. Faktor aktivitas manusia seperti:

1. Penambangan karang dan pasir laut yang mengakibatkan kerusakan karang dan erosi pantai.
2. Pengeboman karang yang diletakkan di dasar karang menyebabkan kerusakan baik pada titik ledak maupun areal sekitarnya.
3. Penggunaan cyanida dan potas menyebabkan kematian karang, terutama terjadi akumulasi karena penggunaannya yang berulang-ulang.
4. Penangkapan ikan (ikan karang) yang dilakukan dengan merusak terumbu karang, terutama jika terjadi akumulasi karena penggunaannya yang berulang-ulang.
5. Penempatan jangkar (sauh) kapal/perahu di atas karang.
6. Kegiatan wisata dan olah raga yang dapat merusak karang, seperti pengambilan karang untuk souvenir, penyelaman di sekitar karang,

Menyelamatkan terumbu karang sebagai kekayaan nasional tentu menjadi tanggung jawab kita bersama. Ini bisa dimulai dari hal-hal yang kecil, misalnya dengan pembuang limbah ke laut, tidak rnenebar racun ke laut, dan tidak mengambil karang-karang yang masih tersisa. Tentu selain dengan penegakkan hukum secara tegas dan konsistem. Untuk lebih jelas mengenai jenis-jenis Terumbu Karang dapat dilihat pada gambar dibawah ini, sebagai berikut.


Acropora cervicornis



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.





Acropora elegantula



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora elegantula
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial koralitnya jelas.
Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi.
Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka.
Habitat : Fringing reefs yang dangkal.





Acropora acuminata



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.






Acropora micropthalma



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora micropthalma
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.
Warna : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.
Kemiripan : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.Habitat : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.





Acropora millepora



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora millepora
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.





Acropora rosaria



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora rosaria
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni seperti semak, cabang utama mempunyai cabang sekunder, aksial koralit besar dan berbentuk kubah tetapi tidak panjang. Radial koralit seperti kantung dan semua koralit mempunyai dinding tebal.
Warna : Umumnya berwarna krem, coklat, biru dan merah muda.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. loripes.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.




Acropora latistella



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora latistella
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk korimbosa atau bergumpal. Aksial koralit biasanya terpisah. Radial koralit melingkar. Tentakel biasanya setiap hari bertambah panjang.
Warna : Umumnya berwarna krem, keabu-abuan, coklat, hijau dan kuning.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. subulata, A. valid, A. nana dan A. dendrum.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.




Acropora tenuis




Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora tenuis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni merupakan corymbosa clumps, aksial koralit panjang dan tubular, radial koralit tersusun rapi dan memiliki bibir flaring.
Warna : Umumnya berwarna kuning, krem, hijau dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. vermiculata, A. selago dan A. Pulchra.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di daerah reef slopes dan goba yang dangkal.



Montipora foliosa



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora foliosa
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 2 - 6 meter.
Ciri-ciri : Koloni terdiri dari lembaran tipis dan seragam, kadang membentuk lingkaran berulir dan bertingkat. Koralit tersusun menurut baris diantara koenesteum.
Warna : Umumnya krem, merah muda, atau coklat dengan warna lebih pucat pada bagian luar.
Kemiripan : Mirip dengan M. aequituberculata, M. delicatula yang mempunyai lembaran lebih tipis, dan ukuran koralit lebih kecil.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep. Ryukyu-Jepang, dan Australia.Habitat : Karang ini dijumpai hidup di daerah goba dan daerah yang terlindung.





Montipora crassituberculata



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora crassituberculata
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koralit berbentuk submasif berbentuk seperti roda yang rata, koralit terbenam, teka dan koenosteum papila kedua-duanya tebal.
Warna : Umumnya berwarna coklat dan biru.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan M. aequituberculata.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras.






Montipora hispida

Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora hispida
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni submasif, laminar, kolumnar atau digitata atau kombinasi dari semuanya. Laminar dan digitata ditemukan di perairan keruh, submasif dan kolumnar di temukan di reef slope. Koralit tenggelam.
Warna : Umumnya berwarna coklat dan putih.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan Montipora cactus, M. Gaimardi dan M. Grisea.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras.






Montipora informis

Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora informis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-15 meter
Ciri-ciri : koloni ada yang masif sampai yang berkerak. Koralit terdistribusi dan terbenam. Koenosteum tertutup dengan papila yang memiliki panjang seragam.
Warna : Umumnya berwarna bintik coklat dan bintik putih.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan M. efflorescens dan M. corbettensis.
Distribusi : Tersebar dari Perairan Indonesia, dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal dan berarus deras.







Acropora loripes



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora loripes
Kedalaman : Karang ini dijumpai hidup pada kedalaman 2 - 6 meter.
Ciri-ciri : Koloni karang ini bentuknya beragam. Radial koralit dan aksial koralit berbentuk bundar, dinding tebal. Seluruh koralit berbentuk bulat dan permukaannya halus.
Warna : Umumnya berwarna biru muda, atau coklat. Aksial koralit biasanya berwarna putih.
Kemiripan : Mirip dengan A. rosaria, A. appressa, A. caroliniana dan A. granulosa.
Distribusi : Tersebar di perairan Indonesia, Australia, Papua New Guinea, dan Kep. Calamian-Filipina. Habitat : Karang ini dijumpai hidup di daerah reef slope bagian atas.






Montipora venosa



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora venosa
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni masif. Tidak ada papila dan tuberculae.
Warna : Coklat muda atau biru.
Kemiripan : M. foveolata.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Madagaskar, Tanzania, Solomon dan Australia.
Habitat : Semua lingkungan parairan untuk karang..






Acropora grandis



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora grandis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni arborescens. Cabang tebal. Pada perairan dangkal cabangnya pendek, pada perairan yang lebih dalam cabangnya lebih terbuka. Radial koralit ukurannya beragam.
Warna : Coklat tua kemerahan, ujung cabang lebih muda. Warna lain biru, jingga dan hijau.
Kemiripan : A. formosa, dan A. nobilis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Madagaskar, Solomon, Australia, Jepang dan Papua New Guinea.
Habitat : Lereng karang bagian atas dan lagun.




Acropora elseyi



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora elseyi
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni menyerupai pohon cemara Kemiringan cabang beradaptasi dengan lingkungan Aksial dan radial koralit sama, keduanya kecil dengan dikelilingi dinding yang tebal.
Warna : Kuning atau krem dengan warna cabang lebih muda.
Kemiripan : A. Carduus dan A. longicyathus.
Distribusi : Perairan Indonesia, , Australia, Papua New Guinea dan Philipina.
Habitat : Fringing reefs dan Lereng karang yang dangkal.





Acropora macrostoma



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora macrostoma
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni korimbosa yang berbentuk plat ukuranya bisamencapai 1 meter. Cabang runcing panjangnya sampai 15 milimeter. Aksia koralit berbentuk pipa. Radial koralit ukurannya beragam.
Warna : Abu-abu, merah muda atau biru.
Kemiripan : A. microclados dan A. lamarcki.
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina dan Papua New Guinea.
Habitat : Lereng karang bagian atas.







Acropora kimbeensis



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora kimbeensis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni seperti semak. Cabangnya runcing dan menghadap ke atas. Aksial koralit kecil. Radial koralit berbentuk pipa.
Warna : Kuning, krem atau biru..
Kemiripan : A. cerealis dan A. parilis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Australia, dan Papua New Guinea.
Habitat : Lagun dan lereng karang bagian atas.





Acropora digitifera



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora digitifera
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk digitata, umumnya permukaannya rata dengan ukuran bisa mencapai lebih dari 1 meter. Percabangannya kecil, berbentuk bulat atau pita. Aksial koralit kecil. Radial koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran yang sama, pinggir koloni berwarna terang.
Warna : Jingga, krem atau kuning, sering berwarna biru muda. Umumnya memiliki warna krem atau kuning pada ujung koloni.
Kemiripan : A. japonica, A. humilis, A. gemmifera.
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Australia, Mikronesia, Jepang, Zanzibar, Tanzania.Habitat : Di daerah yang bergelombang dan perairan dangkal.




Acropora humillis



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora humillis
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 1 – 7 meter.
Ciri-ciri : Umumnya memiliki korimbosa, percabangan tebal dan memiliki koralit aksial yang besar serta mempunyai radial koralit dengan dua ukuran.
Warna : Umumnya memiliki warna yang beragam, namun yang paling utama adalah warna krem, coklat, atau biru.
Kemiripan : Karang ini tidak memiliki kemiripan dengan A. gemmifera dan A. monticulosa.
Distribusi : Tersebar di perairan Indonesia, Laut Merah hingga Amerika Tengah dan sekitar Australia.
Habitat : Umumnya dijumpai di daerah reef slope dan reef flat.






Acropora hyacinthus



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora hyacinthus
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koralit terlihat seperti piringan. Cabangnya tipis. Radial koralit berbentuk mangkok.
Warna : Umumnya berwarna krem, coklat, keabu-abuan, hijau, biru dan merah muda.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. cytherea, A. Spicifera dan A. Tanegashimensis.
Distribusi : Tersebar dari perairan Indonesia, dan Australia.Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.






Acropora gemmifera



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora gemmifera
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloninya berbentuk digitata, percabangan tebal, aksial koralit berukuran kecil, Radial koralit memiliki 2 ukuran biasanya berbaris.
Warna : Jingga, biru, krem atau coklat. Ujung cabang berwarna biru atau putih.
Kemiripan : A. humilis, A. Monticulosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Australia, Philipina, Madagaskar. Habitat : Hidup pada daerah perairan dangkal dan tahan terhadap kekeringan (daerah pasang surut).






Acropora palifera



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora palifera
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : koloni sepeti piringan berkerak dengan punggung tebal berkolom dan bercabang, cabang biasanya tegak tetapi secara umum bentuknya horizontal tergantung dari pengaruh gelombang, tidak ada aksial koralit, koralit lembut.
Warna : Umumnya berwarna krem dan coklat.
Kemiripan : Sepintas karang ini mirip dengan A. cuneata dan A. elizabethensis.
Distribusi : Tersebar di Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Solomon dan Australia.
Habitat : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.







Acropora desalwii



Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora desalwii
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk korimbosa dangan percabangan yang padat. Percabangan pada koloni primer umumnya horisontal dan berbeda dengan koloni lainnya. Percabangannya memiliki lebih dari satu aksial koralit. Aksial koralit panjang, berbentuk tabung dan menghadap keatas. Pada daerah berarus aksial koralit berbentuk seperti radial koralit.
Warna : Umumnya berwarna coklat muda, biru, hijau dan memiliki warna yang berbeda pada bagian ujung/pinggir koloni.
Kemiripan : A. parapharaonis, A. Plana, A. willisae.
Distribusi : Perairan Indonesia, Philipina, Papua New Guinea, Solomon.
Habitat : Daerah perairan dangkal yang terlindung.



Montipora tuberculosa



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora tuberculosa
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni submasif atau berlapis. Koralit kecil. Koralit dipisahkan oleh papila.
Warna : Coklat, hijau, biru terang.
Kemiripan : M. monasteriata.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Tanzania, Madagaskar, Mesir dan Australia.Habitat : Dapat ditemui hampir di semua lingkungan perairan karang.







Montipora digitata



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora digitata
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang menghadap keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus.
Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biru
Kemiripan : M. samarensis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia.
Habitat : Lingkungan karang yang dangkal.







Montipora danae



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora danae
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni berbentuk plat yang menyerupai kubah. Koralit kecil.
Warna : Coklat muda. Polip berwarna terang.
Kemiripan : M. verrucosa, M. verruculosus, dan M. palawanensis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep. Ryukyu-Jepang, Madagaskar, Tanzania, Solomon dan Australia.
Habitat : Lereng karang bagian atas dan lagun.






Montipora aquituberculata



Montipora aquituberculataFamily : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora aquituberculata
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni mengerak atau tersusun dari lapisan yang tipis menyerupai corong. Koralit dikelilingi oleh papila thecal. Koenesteum papila tebal.
Warna : Coklat, krem atau jingga.
Kemiripan : M. crassituberculata, M. peltiformis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Kep. Ryukyu-Jepang, Madagaskar, Tanzania, Kep. Solomon dan Australia.
Habitat : Lingkungan perairan karang yang dangkal.





Montipora stilosa



Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora stilosa
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni mengerak atau submasif. Koralit dikelilingi oleh thekal papila. Koeneteum papila kepermukaan sehingga terlihat seperti tulang.
Warna : Coklat berbintik, krem atau coklat kemerahan.
Kemiripan : M. efflorescens dan M. peltiformis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Kep. Pemba, tanzania, Mesir.
Habitat : Karang ini dijumpai hidup di daerah goba dan daerah yang terlindung.